Wednesday, February 11, 2015

Di persimpangan...

Seorang teman berkata kemarin supaya aku menuliskan satu hal saja yang bisa disyukuri dalam 24 jam terakhir. Saat ini pukul 15.00, jadi aku harus mengingat ingat kembali apa yang terjadi sejak pukul 15.00 kemarin. Pertama yang perlu disyukuri adalah seorang teman yang dengan baik hati membawakan makanan dan menyiapkannya untuk aku di sore hari. Sebuah jajanan pasar yang dibubuhi kelapa kemudian dimakan dengan cairan gula merah, tidak mewah tetapi nikmat. Kenapa harus disyukuri? Karena saya menjadi tidak kelaparan di sore hari yang cerah. Sore hari kemarin sangat cerah, berbeda dengan dua hari sebelumnya dimana langit selalu digelayuti mendung. Begitu cerah sehingga diskusi aku dengan teman tak terasa sudah hampir dua jam, dan sudah waktunya untuk pulang. Aku bersyukur karena masih ada seseorang yang bersedia mendengar dan mendukungku bahkan untuk sesuatu hal yang aku pikir tidak aku miliki. Ucapan syukur yang ketiga untuk suami yang masih bersedia untuk menjemputku, sehingga bisa pulang dengan nyaman di traktir makan pula! Satu hal yang menarik selama perjalanan tersebut adalah ketika Suami mendorongku untuk membuat cerita. Terserah cerita apa saja katanya, daripada hanya menilai, cobalah ciptakan sesuatu, karena mencipta adalah kreasi, dan tidak pernah mudah. Wow! Sebuah tantangan telah dikirimkan, apakah harus diterima? Sambil membayangkan muka Barney Stinson di HIMYM, yang selalu menyukai tantangan bahkan yang paling ajaib sekalipun. Syukur yang terakhir mungkin adalah melihat raut muka anak-anak yang begitu senang ketika kami orangtuanya pulang. Mereka sehat, bahkan dalam kondisi cuaca yang tidak baik dalam sebulan terakhir ini. Semuanya ini ditulis dalam bahasa Indonesia, karena tantangan juga. Ketika semua yang bergejolak di kepala dan yang muncul adalah bahasa Inggris, kreativitas akan dilatih dengan mencari padanan kata yang lebih sesuai dalam bahasa Indonesia. Tulisan ini adalah awalnya, dan semoga menjadi pemicu sesuatu yang baik dan membanggakan di kemudian hari. Entah kapan.. Tapi aku yakin suatu hari nanti, aku tidak akan berada di persimpangan ini lagi, karena aku tahu apa yang aku inginkan.

No comments:

Post a Comment